#Gerakanmenutupaurat

Mengapa Harus Terbuka Sedang Yang tertutup Jauh Lebih Baik

Kajian Rutin

Setiap Senin di Musholah Ulul Al-Baab

Mountain

Allah Lah yang menciptakan ini semua

Mountains

Mountains Lake

Monday, October 13, 2014

Kewajiban yang disamarkan (part 1)

Suatu hari ada seorang anak kecil bertanya kepada ayahnya, "Ayah mengapa kita harus hidup sesuai perintah agama?" belum sempat ayahnya menjawab si anak pun kembali melontarkan pertanyaan, "kalo kita tidak berbuat sesuai perintah agama, apa Tuhan akan marah? Kan Tuhan baik hati?" Sang ayah terdiam, namun diamnya sang Ayah bukan karena tidak ingin menjawab ataupun tidak bisa menjawab. Tapi diam sang ayah karena dia heran dengan si anak yang sudah menanyakan hal tersebut. Sementara di luar sana tidak sedikit orang yang sudah seumuran atau bahkan lebih tua dari ayah namun belum pernah terlintas pertanyaan demikian di kepala mereka.
Bisa jadi mereka merasa bahwa hidup ini dijalani seperti air yang mengalir,  untuk apa dipikirkan dalam-dalam, toh kalo sudah mati ya masuk surga atau neraka. Nah ini dia pemikiran yang keliru, sebab urusan kita masuk surga atau neraka bukan urusan saat kita sudah mati, tapi dimulai dari saat ini jauh sebelum ajal menjemput.
Kembali ke petanyaan anak kepada si ayah. Apakah kita sudah tau jawaban dari pertanyaan tadi? Atau malah kita masih bingung?? Mungkin saja kita masih terpenjara dalam lingkara  pertanyaan "apakah dosa itu adalah takdir atau pilihan?" Dan bisa jadi jawabannya bervariasi. Tapi kebenaran Tuhan tidaklah relatif, hanya ada satu jawaban Takdir atau Pilihan.
Pertanyaan si anak kepada ayah akan memunculkan pertanyaan-pertanyaan baru bagi kita. Tentunya bagi anda yang telah belajar tentang agama tentu sudah bisa menjawab nya, namun bagaimana dengan anda yang belum tau? Apakah  mempelajari agama ini hanya untuk mereka yang menuntut ilmu di madrasah,  pesantren atau IAIN?
Jawabannya adalah TIDAK. Karena belajar agama adalah wajib ain  alias wajib bagi pribadi kita.
Bersambung...

Friday, May 09, 2014

Dalil-Dalil dan Keutamaan Ghadul Bashar (Menundukan Pandangan)



*Dari Jarir bin Abdullah rodiallahu anhu berkata:’saya bertanya kepada Rasulullah Shallalahu alaihi wasalam tentang pandangan yang tiba-tiba,maka beliau memerintahkan saya untuk memalingkan pandangan’ Hadits Shahih Riwayat Muslim

*Al Imam AnNawawi berkata: makna pandangan tiba-tiba adalah pandangan kepada wanita asing yang bukan mahram tanpa sengaja, tidak ada dosa baginya pada awal pandangan dan wajib memalingkannya pada saat itu juga. Karena kalau dipalingkan saat itu juga maka dia tidak berdosa, akan tetapi apabila terus-menerus memandang maka berdosalah dia. Karena perintah Rasulullah adalah untuk memalingkannya.


*Abu Dawud meriwayatkan dari ‘Abdullah bin Buraidah, dia berkata: ‘Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasalam bersabda kepada Ali. “Wahai Ali, jangan kamu mengikutkan pandangan dengan pandangan,sesungguhnya bagimu hanya pandangan pertama, dan bukan yang terakhir”‘ Hadits Hasan Riwayat Tirmidzi,Abu Dawud dan dalam Shahih Abu Dawud karya Al Albani.

*Al Hafizh AbuBakr Al Amiry berkata:’yaitu pandangan yang pertama adalah pandangan yang tiba-tiba tanpa kesengajaan, maka bagimu maaf, tanpa dosa. Dan tidak boleh bagimu pandangan yang kedua apabila kamu mengikutkannya maka itulah dosa.

*“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. (QS An nur : 30)
 
*Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
“Katakanlah kepada wanita yang beriman : “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mareka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-oranr yang beriman supaya kamu beruntung.” (An Nuur : 31)
 
Berikut ini adalah beberapa manfaat dari menundukkan pandangan, semoga bermanfaat.

1. Mensucikan hati dari pedih dan sakitnya sebuah penyesalan
2. Menundukan dan menahan pandangan akan mewariskan dan melahirkan ketajaman firasat
3. Menundukkan dan menjaga pandangan akan membukakan jalan-jalan ilmu dan pintunya
4. Dengan menundukkan pandangan akan melahirkan kekuatan hati, keteguhan dan keberaniannya
5. Menundukan pandangan akan melahirkan kebahagiaan dan kegembiraan dihati, serta kelapangan di dada yang mana lebih besar daripada kenikmatan yang diperoleh dari pandangan itu sendiri
6. Dengan menundukan pandangan akan membersihkan hati dari kungkungan dan tawanan syahwat
7. Menundukkan pandangan dan menjaganya akan menutup satu pintu dari pintu-pintu jahannam
8. Menundukkan pandangan akan menambah kekuatan daya dan akalnya
9. Menundukkan pandangan akan membersihkan dan mensucikan hati dari debu dan kotoran syahwat serta daki-daki kelalaian (QS. 15:72)
Wallahu A'lam.. Wa'allahul Musta'an..

Ilustrasi Mahram, Sesuai Surah An-Nur Ayat 31

 Beberapa Waktu yang Lalu, Saya mendapat Gambar ini di Facebook..
Sungguh indah Jika Facebook, Bukan hanya Pemusnah Waktu Kita, Akan tetapi bisa diJadikan Sebagai Sarana Menuntut Ilmu, dan Berdakwah.. Semoga Bermanfaat..


Terjemahan Surah An-Nur, Ayat 30-31


Katakanlah kepada orang-orang laki-laki yang beriman
"Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, apa yang mereka perbuat."
===============================================
"Katakanlah kepada wanita yang beriman :"Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka meukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung."

Realita Narsis Para Pejuang Dakwah..!!



#Celotehanku -- Atas Realita Narsis Para Pejuang Dakwah..!!
 
Bismillahirrahmanirrahim..
 
Ukhtifillah,
Cantiknya Wajahmu, Bersihnya Pakaianmu, Indahnya Senyummu..
Tidak Bisakah Kau Bersabar, dan Menjaganya Untuk Pasanganmu Kelak..??
Tidak Bisakah Kau Bersabar, dan Menolak Ajakan Foto Bersama dengan Para Ikhwa Demi Sebuah Dokumentasi, yang Ternyata Itu Hanyalah Modus Untuk Menikmati Wajahmu..??
Tidak Bisakah Kau Bersabar, dan Tidak Memamerkannya, Membaginya ke Sosial Media Bahkan Menandainya ke Akun Ikhwa Rekan Perjuanganmu dalam Dakwah..??

Bayangkan Ukhtifillah,
Betapa Cemburunya Pendampingmu Kelak..
Jika Fotomu Berada dengan Lelaki Lain yang Juga Ternyata Ikhwa Teman Seperjuangnya Dalam Barisan Dakwah..!!

Bayangkan Ukhtifillah,
Berapa Banyak Lelaki Menanggung Dosa Akibat Melihat dan Menikmati Wajahmu,
Bukan Hanya Hati Lelaki Awam Bahkan Ikhwa pun akan Terfitnah..!!

Bayangkan Ukhtifillah,
Saat Kita Mendakwahkan Haramnya Pacaran ke Muslimah lainnya,
tetapi Justru Kitalah yang memberikan Contoh bagaimana Mesranya Berukhuwah yang Islami dengan Lawan Jenis, Dalam Bingkai Perjuangan Dakwah..!!

Ukhtifillah,
Ketahuilah Bahwa dirimu Adalah Fitnah Terbesar Untuk Para Lelaki..
Bantulah Mereka dengan Menjaga Dirimu Sendiri..!!

Sadarkan Diri Kita Wahai Ukhtifillah..
Dimana Penduduk NERAKA JAHANNAM Adalah Berasal Dari Kaum Kita..
Cukuplah Semua Ibadah Kita Hanya Allah yang Menyaksikannya..
Biarlah Amalan Kita, Menjadi Perbincangan Para Penduduk Langit..

Biarkan Hanya Pasanganmu Kelak yang Halal,
yang Akan Menikmati Cantiknya Wajahmu dan Indahnya Senyummu..
Karena Saat Itu, Pahala yang Akan Mengalir Ukhtifillah..
Maka Bersabarlah, Dengan Kesabaran yang Teguh..

-Dari Saudarimu, yang Peduli dengan Kebaikanmu-

NB :
Dan Untukmu Para IKHWA..!!!
Bukan Hanya Wajah Kami yang Menjadi Fitnah Untuk Kalian..
Wajah Kalian pun Menjadi Fitnah Bagi Kami..
Maka Janganlah Terlalu Narsis di Media Sosial..!!!
Jadikan Semua Gambar Dirimu Menjadi Dokumentasi Pribadi Untukmu..

Bayangkan Pula, Betapa Cemburu Istrimu jika Mendapatimu Berkumpul dan di Abadikan dalam Sebuah Gambar dengan Tawa yang Lebar Bersama Para Muslimah..!!!

Berlakulah Bijak..!!!
Dokumentasi yang Kalian Publikasikan, Adalah Dokumentasi Kegiatan..!!!
Bukan Dokumentasi Para Pelaksana Kegiatan..!!!
Tidak Inginkah Kalian Menjadi Para "Al Akhfiyaa"..??
Wa'allahu'alam..

Monday, August 19, 2013

Hukum Menggambar dalam Islam

Sebelum kita mulai pembahasan mengenai hukum gambar bernyawa, maka terlebih dahulu kita harus mengetahui sebab diharamkannya gambar bernyawa dalam syariat Islam. Maka kami katakan:

Ada dua perkara yang menjadi sebab diharamkannya gambar bernyawa:
1.    Karena dia disembah selain Allah.
Ini berdasarkan hadits Aisyah radhiallahu anha dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda tentang gambar-gambar yang ada di gereja Habasyah:
إِنَّ أُولَئِكَ إِذَا كَانَ فِيهِمْ الرَّجُلُ الصَّالِحُ فَمَاتَ بَنَوْا عَلَى قَبْرِهِ مَسْجِدًا وَصَوَّرُوا فِيهِ تِلكَ الصُّوَرَ فَأُولَئِكَ شِرَارُ الْخَلْقِ عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Mereka (ahli kitab), jika ada seorang yang saleh di antara mereka meninggal, mereka membangun masjid di atas kuburnya dan mereka menggambar gambar-gambar itu padanya. Merekalah makhluk yang paling jelek di sisi Allah pada hari kiamat.” (HR. Al-Bukhari no. 427 dan Muslim no. 528)
Juga berdasarkan hadits Abdullah bin Mas’ud radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:
إِنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَذَابًا عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْمُصَوِّرُونَ
“Sesungguhnya manusia yang paling keras siksaannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah para penggambar.” (HR. Al-Bukhari no. 5950 dan Muslim no. 2109)
Dan sudah menjadi kesepakatan para ulama bahwa dosa yang siksaannya paling besar adalah kesyirikan.
Al-Khaththabi berkata, “Tidaklah hukuman bagi (pembuat) gambar (bernyawa) itu sangat besar kecuali karena dia disembah selain Allah, dan juga karena melihatnya bisa menimbulkan fitnah, dan membuat sebagian jiwa cendrung kepadanya.” Al-Fath (10/471)