Thursday, February 09, 2012

PASIR & MUTIARA



Ada seorang anak muda yang baru saja menyelesaikan kuliahnya disebuah perguruan tinggi.Tanpa pengalaman, berbekal ijazah dan impian yang besar, dia mulai menepakan langkah,mencoba terjun kemasyarakat dengan mencari pekerjaan. Dia melamar pekerjaan diberbagai perusahaan,sayang harapannya tidak sesuai kenyataan.Yang diterimanya penolakan dan penolakan, saat diterima pun pekerjaan tidak  sesuai dengan kemampuan keinginannya.

Saat dia pindah keperusahaan lain, dan kemudian berpindah lagi keadaan tidak berubah. Kekecewaan selalu berulang, dia kecewa kepada perusahaan,kepada diri sendiri,dan kepada masyarakat yang meremehkannya. Hal tersebut menyebabkan dia frustasi, depresi, putus asa, dan akhirnya berniat mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Untuk mewujudkan niatnya dia,memilih kesebuah lautan yang berombak besar, dia pun segera mengejar ombak dan melemparkan dirinya ketengah-tengah ombak yang siap menelan tubuhnya. Tetapi usahanya gagal,mencoba beberapa kali tetap gagal.

            Saat itu ada orang setengah baya yang melihat anak tersebut,dia pun menghampiri anak tersebut dan bertanya”anak muda mengapa kamu mengakhiri dirimu dengan jalan pintas seperti ini ? kemudian anak muda tersebut menjawab”,paman aku kecewa pada diriku,pada perusahaan yang memecatku,dan pada orang yang meremehkanku,untuk apa aku hidup?.

            Kemudian orang tua itu berkata, cara berpikirmu salah anak muda. setelah berkata seperti itu, orang tua tersebut mengeluarkan pasir dari kantongnya dan melemparkan pasir tersebut kepantai dan pasir tersebut  berserakan dengan pasir lainnya dan menyuruh anak tersebut memungutnya. Tanpa pikir panjang anak tersebut bertanya, mana mungkin saya bisa memungut pasir itu,melihat pemuda itu tidak mengerti maksud perintahnya, kemudian orang tua itu mengeluarkan lagi sesuatu dari kantong sebelah dan lagi-lagi dia melemparkan sebuah mutiara seperti yang dilakukan pada pasir.Dengan segera anak itu memungut mutiara tersebut dengan gampang.

            Kemudian orang tua tersebut berkata lagi”Nah,anak mudah dirimu saat ini sama seperti butir pasir dipantai,tidak beda dengan pasir lainnya. Bila kamu ingin diakui keberadaanmu dan memperoleh penghargaan dari orang lain,maka jadilah seperti mutiara ini.Tetapi untuk jadi mutiara ini, butuh perjuangan dan waktu yang tidak instan. Jangan menyalahkan orang lain dan berhentilah mengeluh.Poleslah dan belajar dengan        sungguh-sungguh dan jadilah mutiara dikemudian hari.

Si pemuda secara spontan menjabat tangan pak tua tersebut dan berkata,”terima kasih paman saya memang salah, sekarang saya sadar dan mengerti. Saya akan berjanji akan berubah menjadi mutiara sejati.Maka, si pemuda bergegas,ingin memulai harinya yang baru dengan semangat untuk jadi mutiara yang berharga.(andrie w, 2008)   
         
Pembaca yang baik,
Saat kita sadar bahwa meraih cita-cita dan apa yang kita inginkan itu membutuhkan proses perjuangan dan mentalitas yang kuat. Tidak hanya itu, dibutuhkan pula keberanian, keuletan, dan ketekunan, untuk menghadapi setiap rintangan yang muncul. Seperti mutiara yang tadi.Ia lahir dari proses alam yang lama.Untuk menjadi mutiara yang berharga,butuh waktu.Demikian juga diri kita. Cerita ini ditujukan kepada teman-teman yang sedang menempuh perkuliahan yang banyak membutuhkan waktu, tenaga, materi agar supaya sabar dan belajar menjadi mutiara yang terkisah dari cerita diatas. Seperti kata ariestotelespendidikan memang berakar pahit akan tetapi berbuah yang manis.
Wongso,andrie. 2008. 20 wisdom & success. AW publishing. jakarta.

0 comments:

Post a Comment