Sunday, March 18, 2012

Mari Meraih Sukses

Banyak yang galau saat menyoal sukses, rasa minder, kecil dan kerdil kerap merasuki jiwa, mengalir disetiap aliran darah. Tak jarang, tanpa disadari hal itu telah menjelma menjadi paradigma berpikir seakan berkata “saya bukan apa-apa.” Capaian prestasi, torehan karya, kondisi ekonomi, pangkat dan gelar sering dijadikan barometer sukses, tak salah memang. Namun, cara melihat seperti ini sering membuat silau hingga abai untuk menengok pada hal lain tentang sukses itu sendiri, walau memang setiap kepala punya definisi berbeda soal sukses.

Ust Herry Nurdi umpamanya, dalam status FBnya beliau mengatakan, bahwa segala hal yang mengantarkan kita semakin jauh dari hidayah, maka sejatinya itu bukan menuju sukses, tapi telah berjalan menuju binasa. Saya mencoba menafsirkan kata-kata ini, bahwa kegiatan apapun yang kita lakukan, mencari nafkah, menuntut ilmu, berdagang, berbisnis, bila semua itu membuat kita lalai dari mengingat sang pencipta, maka kita bukan berjalan menuju sukses, tapi telah melangkah ke arah binasa. Hal ini sejalan dengan “keheranan” saya selama ini, pada setiap kita bahkan diri pribadi yang sering abai pada ajakan sukses yang Allah serukan lewat kalimat indahnya “Hayya alal falah” mari menuju kemenangan (kesuksesan).


Banyak yang menggembar gemborkan sukses, tapi tak mau diajak melewati jalan sukses yang Allah serukan. Sedikit yang bergerak, tak banyak yang melangkah, bahkan nurani pun tak mampu untuk merasa saat adzan menggema, kala waktu shalat tiba. Bila ini terjadi, pantaslah kita untuk sejenak berhenti dan merenung. Jangan-jangan kita tidak berjalan menuju sukses tapi telah melangkah ke arah binasa. saya teringat dengan nasihat indah para asatidz dulu, Manizdaada ilmaan walam yazdaad hudaan, lam yazdad minhu illa bu’dan. Barang siapa yang bertambah ilmunya, tapi tak bertambah hidayahnya, tak ada yang bertambah darinya kecuali bertambah jauh. Bertambah jauh dari hidayah, bertambah jauh dari Allah, bertambah jauh dari rahmat dan pertolonganNya.

Sahabat...melangkahlah, berjalanlah, berkaryalah, dengan jalan dan rel yang telah Allah sediakan, sebab jalan itu menuju kemenangan dunia dan akhirat. Sejalan dengan do’a pamungkas kita Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akirati hasana wakina azabannar. Ya Allah berikanlah kami kesuksesan di dunia dan kesuksesan di akhirat dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka. Bila ini landasannya, bila ini patokannya, bila seruan kemenangan hayya alal falah selalu disambut, tak perlu lagi rendah diri, tak usah merasa kecil, jangan risau dengan kondisi diri, semangatlah untuk bangkit dan bekerja.

“Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah (pula) kamu bersedih hati. Padahal, kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang-orang yang beriman. (QS Ali Imran : 139).

Yang perlu kita risaukan adalah amalan yang belum tentu diterima, karya yang belum tentu berbayar pahala, usaha yang belum tentu berbuah surga, juga hasil yang belum tentu mendapat ridhoNya.

Sahabat.... Bila kerjanya karena Allah, berdagangnya karena Allah, berbisnisnya karena Allah, selalu mengingat Allah, berbahagialah, sebab ada janji indah sebagai garansi pertolongan Allah bagi kita.

“Hai orang-orang Mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS Muhammad : 7).

Silahkan mencontoh sukses pada siapa saja bahkan pada mereka yang non muslim, silahkan mengambil pelajaran dari semua orang bahkan pada mereka yang tak beriman sekalipun, tapi pastikan bahwa iman mu tetap mencontoh pada Abu Bakar, Ibadahmu melihat pada Umar, juga teladan utama mu tetaplah Rasulullah SAW. (bersambung...)


Penulis: Ari Fahry

0 comments:

Post a Comment