Saturday, June 23, 2012

Budaya tidak tepat waktu, mengapa terjadi?

Kok Gak On Time?Palu, 23 juni 2012. Lagi acara yang saya hadiri terlambat dimulai di jadwal yang tercantum di tiket sih mulainya jam 9.00 pagi, tapi ternyata acaranya baru dimulai pada jam 10.15. Terlambat sekitar 1 jam dari jadwal sungguh membuat saya jengkel. Untunglah para panitia bisa menyiasati waktu yang terbuang tadi dengan sedikit hal-hal yang menarik jadi rasa jengkel saya sedikit terobati. Yang membuat saya heran hal ini terjadi bukan karena narasumber/pemateri terlambat datang, namun karena pesertanya yang lambat datang. Sungguh aneh dalam batinku.

Teringat saat saya masih di Malang. Acara atau kegiatan yang di adakan jarang sekali terlambat dimulai, jika terlambat pun itu karena ada hal-hal yang sangat fatal terjadi. Namun dii Palu berbeda, sejak 1 tahun saya kuliah di Palu, hampir semua acara-acara yang saya hadiri pasti terlambat dimulai. Yang anehnya hal itu terjadi sama seperti yang saya katakan sebelumnya yaitu karena peserta kegiatan/acara tesebut terlambat dimulai. Malahan suatu hari saya pernah mendapati acara yang narasumbrnya agak terlambat eh malah pesertanya lebih lambat lagi, dan akibatnya acaranya terlambat dimulai. Jadinya setiap acara tuh kesannya kok kayak acara yang butuh peserta, bukan pesertanya yang butuh acara trsebut, sangat mengherankan. Padahal coba bayangkan berapa banyak waktu yang terbuang hanya untuk sesuatu yang tidak penting seperti ini.

Beberapa teman yang saya tanya mengungkapkan alasan-alasan yang tidak jauh berbeda ketika saya tanyai kenapa hal seperti ini sering terjadi di palu.

“kebiasaan. kurang mampu menghargai kesepakatan bersama” ujar Abduh Saputra jurusan Bahasa, lalu “mindsetnya sudah salah, selalu berfikir kalau kegiatan bakal terlambat jadi pesertanya lambat datang” menurut Suaib jurusan Kesehatan masyarakat, dan “Tidak menghargai waktu” menurut Andi Radi jurusan Fisika.

Dari ketiga teman tadi saya bisa menyimpulkan bahwa seringnya terjadi keterlambatan acara yang diadakan karena kebiasaan dan mindset yang salah dari  para masyarakatnya sehingga hal ini sangat susah untuk dihilangkan. Padahal masalah waktu adalah masalah yang penting. bagaimana bisa kita menginginkan daerah kita maju namun kita sering tidak menghargai waktu.

coba renungkan kita menginginkan perkembangan yang cepat untuk daerah kita, damun waktu kita sering kita sia-siakan dengan percuma, sedangkan di daerah lain mereka selalu memanfaatkan waktu dengan baik. dan di negara lain, Jepang misalnya saat kita sia-siakan waktu kita mereka disana menggunakannya dengan efisien dan melakukan hal-hal yang produktif.

Mungkin salah satu mengapa Indonesia pun terlambat berkembang karena masyarakatnya sering tak menghargai waktu. Marilah kita Mahasiswa yang katanya agen of change merubah kebiasaan buruk ini. Mulailah dari diri kita sendiri dan mencontohkan pada yang lain sehingga kita bisa menjadi bangsa yang tepat waktu.

3 comments:

salah satu contoh mahasiswa yg tidak menghargai waktu adalah mahasiswa yg LAMBAT SARJANA... :D

Seharusnya tidak tepat waktu itu jangan dijadikan budaya.

Post a Comment